User:BangkitP/Draft

From Glottopedia
Jump to navigation Jump to search

Maksim percakapan

Maksim percakapan adalah prinsip atau aturan umum yang harus ditaati oleh penutur pada saat berkomunikasi. Maksim percakapan dicetuskan oleh Paul Grice pada tahun 1975 dan dikenal juga sebagai maksim Grice. Maksim Percakapan diperlukan agar apa yang dikatakan oleh penutur tetap relevan, jelas, dan mudah dipahami oleh lawan bicara. Di dalam prinsip kerja sama Grice, ada empat kategori maksim yang harus dipenuhi yaitu maksim kuantitas, maksim kualitas, maksim relevansi, dan maksim cara. Keempat maksim ini menjelaskan ketentuan agar tercapai suatu komunikasi yang efektif.

Kategori maksim percakapan

Maksim kuantitas

Maksim kuantitas adalah prinsip yang mengharuskan penutur untuk memberikan informasi yang seperlunya. Maksim kuantitas menekankan pada kejelasan dari informasi yang disampaikan. Pada kategori maksim kuantitas terdapat dua submaksim yaitu:

1. Buat kontribusi Anda seinformatif yang diperlukan.
2. Jangan buat kontribusi Anda lebih informatif dari yang diperlukan.

contoh 1:
A: Halo, bagaimana cuaca hari ini?
B: Cuaca hari ini cerah sekali.

Contoh pertama menunjukkan bahwa B telah menaati maksim kuantitas karena memberikan informasi yang seperlunya saja yaitu cuaca pada hari ini.

contoh 2:
A: Halo, bagaimana cuaca hari ini?
B: Cuaca hari ini cerah sekali. Suhu sekitar 27 derajat Celsius dengan kelembapan sekitar 60%. Angin bertiup dari arah barat laut dengan kecepatan 10 km/jam. Ada kemungkinan hujan ringan pada sore hari, sekitar pukul 4. Oh, dan matahari terbit pada pukul 6 pagi dan akan terbenam sekitar pukul 6 sore. Polusi udara juga berada pada tingkat moderat.

Contoh kedua menunjukkan bahwa B telah melanggar maksim kuantitas karena memberikan informasi lebih dari yang diperlukan yaitu suhu, persentase kelembapan, arah angin, kemungkinan hujan, terbit dan tenggelamnya matahari, dan tingkat polusi udara.

Maksim kualitas

Maksim Kualitas adalah prinsip yang mengharuskan penutur untuk mengatakan hal yang sebenar-benarnya. Maksim kualitas mengacu pada kejujuran dan kebenaran dalam penyampaian informasi. Pada kategori maksim kualitas terdapat dua submaksim yaitu:

1. Jangan katakan apa yang Anda anggap salah.
2. Jangan katakan sesuatu yang Anda tidak dapat dukung dengan bukti yang cukup.

contoh 1:
A: Dimana letak Kampus Universitas Indonesia?
B: Di Depok.

Contoh pertama menunjukkan bahwa B telah menaati maksim kualitas karena mengatakan hal yang benar yaitu lokasi kampus Universitas Indonesia yang berada di Depok.

contoh 2:
A: Dimana Letak Kampus Universitas Indonesia?
B: Di Bandung.

Contoh kedua menunjukkan bahwa B telah melanggar maksim kualitas karena mengatakan hal yang salah yaitu lokasi kampus Universitas Indonesia berada di Bandung.

Maksim relevansi

Maksim relevansi adalah prinsip yang mengharuskan penutur untuk memberikan informasi yang relevan dengan konteks atau situasi topik yang sedang dibahas. Pada kategori maksim relevansi terdapat satu submaksim yaitu:

1. Perkataan Anda harus relevan.

contoh 1:
A: Bagaimana nilai ujianmu?
B: Tidak terlalu bagus.

Contoh pertama menunjukkan bahwa B telah menaati maksim relevansi karena memberikan informasi yang relevan dengan topik yaitu hasil ujiannya yang tidak terlalu bagus.

contoh 2:
A: Bagaimana nilai ujianmu?
B: Saya suka minum susu.

Contoh kedua menunjukkan bahwa B telah melanggar maksim relevansi karena memberikan informasi yang tidak relevan dengan topik yaitu soal dirinya yang suka minum susu.

Maksim cara

Maksim cara adalah prinsip yang mengharuskan penutur untuk berbicara dengan jelas. Pada kategori maksim cara terdapat empat submaksim yaitu:

1. Hindari ketidakjelasan.
2. Hindari Ambiguitas.
3. Anda harus berkata singkat.
4. Anda harus berbicara teratur.

contoh 1:
A: Di mana letak ruang rapat?
B: Ruang rapat B ada di lantai dua, sebelah kanan setelah Anda keluar dari lift.

Contoh pertama menunjukkan bahwa B telah menaati maksim cara karena memberikan informasi dengan jelas yaitu ruang rapat yang berada di lantai dua, di sebelah kanan setelah keluar dari lift.

contoh 2:
A: Di mana letak ruang rapat?
B: Ruang rapat itu ya, ada di, kamu tahu kan lantai dua? Nah, setelah keluar dari lift, kamu berjalan dulu ke depan, terus, pokoknya nanti ada pintu, bukan yang di sebelah kiri tapi yang di kanan, ya di situ ruang rapatnya.

Contoh kedua menunjukkan bahwa B telah melanggar maksim cara karena memberikan informasi dengan tidak jelas, ambigu, tidak singkat, dan tidak teratur.

Referensi

  • Grice, Paul. 1975. Logic and conversation. In: Cole, Peter & Morgan, Jerry. (eds.). Syntax and semantics. New York: Academic Press, 41–58.
  • Kushartanti, Yuwono, U., & Lauder, M. R. (eds.). 2009. Pesona Bahasa: Langkah Awal Memahami Linguistik. PT Gramedia Pustaka Utama.